Bab 168
"Jangan bicara sembarangan," ujar Nadira malu sambil menatapnya dengan tajam.
"Kamu menarik perhatian para pria di kantor dengan aromamu itu?" ujar Beni sambil mengerutkan alis dan kurang senang.
Nadira tidak bisa berkata-kata. "Apa Tuan L memiliki hati yang lebih kecil dari jarum?" tanyanya.
"Yang penting tempat lain lebih besar dari jarum sudah cukup. Aku nggak ingin kamu kerja di luar, itu akan merepotkanku," ujar Beni dengan angkuh.
Leher Nadira merah dan berpikir bahwa Beni pasti merasa tidak nyaman karena dirinya masih berada di perusahaan yang sama dengan Yohan.
Nadira memeluk lengannya dan berkata dengan manja, "Aku memiliki karierku sendiri, lagi pula aku menyukaimu dan kita sudah berpacaran, apa yang kamu khawatirkan lagi? Seluruh hatiku ... hanya untukmu."
Suara yang lembut, Nadira meniru cara Beni berbicara tadi malam, kini wajah Beni seketika terlihat lebih baik.
"Pria memang harus dibujuk," pikir Nadira. Lalu dia menggelengkan lengan kekar Beni sambil berkata, "Kita mau m
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda