Bab 151
Namun, tetap saja dingin.
"Kamu sekarang bebas, Pak John itu belum tentu mau cari masalah denganmu," ujar pria itu sambil mendengus dingin, seolah tak peduli.
"Aku nggak akan mengakui sesuatu yang bukan perbuatanku. Aku tahu kamu adalah bos besar di dunia bisnis, memandang rendah pengusaha wanita, tapi aku punya prinsip. Percaya atau nggak, terserah padamu," jawab Nadira dengan senyuman tipis.
Bibirnya yang merah merekah semakin terlihat cantik karena udara hangat di ruangan itu. Melihat itu, mata Beni tampak gelap. "Sial, aku benar-benar merindukan bibir kecil itu," pikirnya dalam hati.
Beni menelan ludah, tetapi nada suaranya tetap dingin dan penuh sindiran, "Selamat, ya. Awalnya kamu divonis hukuman seumur hidup, tapi ada orang buta yang menyelamatkanmu. Apa itu suamimu?"
Nadira terkejut. Hukuman seumur hidup? Bibirnya bergerak pelan, "Tapi temanku bilang paling juga dihukum belasan tahun ... "
"Naif sekali," ujar Beni, tatapannya penuh keangkuhan. Dengan nada tidak senang, dia mela
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda