Bab 101
Pria itu berdiri tegap, sosoknya terlihat megah. Dia mengisap sebatang rokok, lalu mengembuskan asap tipis yang perlahan memudar, menyamarkan wajah tampannya yang penuh pesona dan kedewasaan.
Berdiri di depan jendela kaca yang menjulang, dia memandang ke bawah, matanya tertuju pada sosok Sayang di kejauhan. Sikapnya seakan raja yang memerintah dari puncak dunia, memandang dengan tenang ke arah mangsanya.
Sada segera menyodorkan sebuah teropong. "Bos, lantainya tinggi. Pakai ini biar bisa lihat Nyonya Nadira lebih jelas!" katanya penuh semangat.
Leon mengangkat sudut bibirnya, senyum tipis penuh arti tersungging dan berkata, "Sepertinya Sada harus dinaikkan gajinya."
Yansen, yang berdiri tak jauh, langsung menyahut, "Sada memang harus dinaikkan gajinya."
Wajah Sada seketika memerah, tetapi senyum di wajahnya lenyap ketika pria itu melirik teropong tersebut dan mendadak wajahnya berubah dingin. "Apa kamu kira aku maniak pengintip?" suara Leon terdengar datar, tetapi tegas.
Tubuh Sada lan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda