Bab 228
Jeremy dengan lembut menyentuhkan jari-jarinya ke huruf-huruf di batu nisan sebelum akhirnya berdiri.
Sekelilingnya kosong, sama seperti hatinya yang sunyi saat ini.
Saat gerimis tiba-tiba mulai tercurah dari langit, Jeremy pergi dengan enggan.
Setelah Madeline menjemput Lilian dan kembali ke apartemen, ia menerima telepon dari Jeremy.
Pria itu bilang kalau sudah berada di gerbang depan dan mencarinya untuk menyampaikan sesuatu yang penting.
Madeline menutup telepon dan menatap Felipe yang sedang bermain bersama Lilian.
“Pergilah dan lakukan hal-hal yang ingin kau lakukan.” Felipe sudah bisa membaca lewat rasa sungkan dan keragu-raguan di kedua mata Madeline.
Pria itu tahu bahwa satu-satunya yang gadis itu ingin lakukan sekarang adalah membalaskan dendamnya.
Jeremy adalah salah satu target balas dendam gadis itu.
Madeline mengganti pakaiannya dan pergi ke bawah dengan membawa tas. Segera setelah ia keluar dari lift, ia melihat mobil Jeremy terparkir di luar.
Saat itu hujan turun dengan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda