Bab 92
Madeline merasakan jantungnya yang tadi berpacu seketika menjadi tenang dan saat bara itu meninggalkannya, darahnya membeku di dalam pembuluh darah.
Haha.
Berpikir kalau ia awalnya mengira bahwa pria itu cemburu. Menggelikan sekali.
Ketika sebenarnya cuma seorang alpha male yang posesif, menegaskan dominasinya.
Ia hanya sebuah barang belaka dalam permainan Jeremy.
Madeline tersenyum tanpa emosi, saat ia merasa Felipe mendekat dari belakang. “Aku mempercayakan istriku di tanganmu, Uncle Felipe. Terima kasih sebelumnya telah menjaga Madeline,” Jeremy berterima kasih pada Felipe.
Felipe tersenyum lembut. “Tentu saja.”
…
Sementara Madeline tidak membeli syal baru, ia membeli plester luka ringan untuk menutupi tanda merah yang Jeremy tinggalkan di lehernya.
Ia duduk dan mulai bekerja. Tidak berapa lama kemudian, ia mulai menerima banyak pesan berisi caci maki dari beberapa nomor tak dikenal. Semua mendampratnya tentang betapa ia tidak tahu malu karena menggoda Jeremy.
Terlalu mu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda