Bab 41
Setelah usahanya untuk naik banding gagal, Madeline dipaksa untuk menerima bencana yang absurd ini.
Tiga tahun.
Ia tertawa pahit.
Masih belum jelas apakah ia masih hidup sampai nanti anaknya lahir.
Madeline tidak memberitahu petugas tentang kehamilannya. Ia tidak lupa bagaimana ia dipukuli sampai babak belur saat ia memberitahu mereka dulu.
Akan tetapi, mimpi buruknya masih ada di sini. Malam itu, ia dipukuli oleh satu geng tahanan botak.
Madeline tidak punya tenaga untuk melawan balik. Ditambah lagi, ia juga disiksa oleh tumornya. Ia mulai gemetaran dalam kesakitan.
Ia tidak punya pilihan selain meringkuk, melengkungkan tubuhnya membentuk bola untuk mencegah mereka menendangi perutnya.
Situasi seperti ini berlangsung terus-menerus. Untungnya, mereka tidak memukul perutnya.
Madeline beberapa kali melaporkan penganiayaan terhadap dirinya, tapi tidak ada tindakan sama sekali.
Setiap malam yang penuh keputusasaan, Madeline mengertakkan gigi-giginya dalam kesakitan. Ia hanya bertahan untuk
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda