Bab 91
"Ayo jalan. Jangan sampai klien menunggu terlalu lama."
Geri mendesak muridnya, lalu menaikkan jendela mobil.
Mobil Geri melaju di depan, sementara Alena mengemudi di belakang, mencoba mengejarnya. Namun, mobilnya tidak sebagus milik gurunya. Jadi cukup sulit untuk Alena mengejarnya.
"Orang tua itu sudah berusia puluhan tahun, tapi masih bisa melaju begitu cepat. Tunggu sampai aku punya uang. Aku akan beli mobil Ferrari, akan aku tinggal kamu jauh-jauh dalam hitungan detik."
Alena bergumam pada dirinya sendiri.
Tentu saja, dia tidak berharap benar-benar bisa menghasilkan cukup uang untuk membeli Ferrari.
Bagaimana masa depannya akan berjalan nanti, bahkan gurunya pun tidak bisa meramalnya.
Wajar saja jika gurunya tidak bisa menebak. Di mata Alena, gurunya adalah yang terbaik di dunia, tapi juga yang paling tidak berguna.
"Kring, kring ...."
Ponsel Alena kembali berdering.
Awalnya, dia mengira itu panggilan dari Setyo lagi, tapi ternyata yang menelepon adalah Feli.
Jarang sekali Feli me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda