Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 7

Daniel terdiam sesaat, lalu menjawab, "Baiklah." Ucapan Jason itu berarti menyuruh Daniel untuk mencegat Alena di tengah jalan, lalu membawa Alena kembali menemui Jason. "Nanti gadis itu mau dibawa ke mana, Pak Jason?" Daniel bertanya. Jason terdiam sesaat, lalu berkata, "Ke kamar presidensial di lantai atas Hotel Makmur. Gunakan jalan rahasia supaya nggak ketahuan siapa-siapa." Daniel mendadak merasa penasaran. Jason menyuruhnya untuk mencegat mobil Alena dan membawa gadis itu ke hotel ini tanpa ketahuan siapa pun. Apa yang sebenarnya hendak Jason lakukan kepada Alena? Walaupun Daniel merasa sangat penasaran, dia tidak berani bertanya lebih lanjut. Karena Jason tidak mengingatkan Daniel untuk tidak menyakiti Alena, si sopir pun berjalan mendekat secara perlahan dan menarik Daniel menjauh dengan tenang. Daniel memperlambat langkahnya mengikuti si sopir. "Daniel." Sopir itu pun berbisik kepada Daniel, "Nanti pas kamu mencegat mobil gadis itu, perlakukan dia dengan sopan dan jangan sakiti dia." Daniel menatap sopir itu dengan bingung. "Pokoknya kamu nurut saja padaku." Sopir itu merasa tidak enak mengatakan bahwa Alena adalah istri Jason. Jason juga aneh. Dia menikah tanpa memberi tahu pengawalnya dan bahkan meminta Daniel untuk mencegat mobil istrinya. Apa dia tidak takut Alena akan berkonflik dengan Daniel? Bagaimana jika Daniel secara tidak sengaja menyakiti Alena? Setelah mengingatkan Daniel, sopir itu pun bergegas menyusul Jason. Daniel menatap punggung orang-orang di depannya sambil bergumam pelan, "Ya ampun, aku penasaran sekali. Kenapa jadi misterius begini? Kenapa juga nggak ada yang menjelaskan kepadaku?" Alena tidak tahu bahwa suami dadakannya menyuruh orang untuk mencegatnya. Setelah makan dengan Feli, mereka berjalan-jalan di sekitar area pejalan kaki di dekat hotel mereka. Feli menuruti permintaan ibunya membelikan barang-barang yang penting untuk Alena. "Maaf jadi merepotkan, Alena." Feli berterima kasih kepada teman lamanya. "Nggak repot kok, 'kan cuma jalan. Kamu harus balik kerja, 'kan? Biar kuantar balik ke perusahaan." Feli tidak menolak. Alena mengantar teman lamanya kembali ke perusahaan. Dia tetap di pintu masuk Grup Pramana hingga Feli masuk, lalu memutar arah mobilnya dan melaju pergi. Sekitar 10 menit kemudian. "Tiiin .... Tiin ...." Alena sedang mengemudi seperti biasa ketika tiba-tiba diklakson berulang kali oleh mobil di belakangnya. Alena pun berpindah jalur ke paling kanan. Di saat mobil di belakangnya masih sibuk membunyikan klakson, sebuah mobil mendadak menyalip Alena, lalu berbelok di depan mobil Alena dan melambat. Alena refleks mengernyit. Apa dia sedang dicegat? Alena pun menurunkan kecepatan mobilnya. Sebuah mobil lain melaju di samping Alena. Si pengemudi mobil menurunkan kaca jendelanya, lalu berseru kepada Alena, "Berhenti! Cepat berhenti!" Ada apa ini? Alena melirik orang itu, lalu menyadari pergerakan mobil di depannya yang makin lambat. Alena tidak bisa lagi berpindah jalur untuk menyalip, jadi dia terpaksa mengerem dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Begitu mobilnya berhenti, mobil-mobil lainnya ikut berhenti. Alena tetap diam di dalam mobil hingga pria asing tadi mengetuk jendela mobilnya, lalu Alena menurunkan setengah kaca jendelanya sambil bertanya, "Kenapa?" "Maaf, Nona. Majikan kami, Pak Jason, ingin bertemu dengan Nona, jadi silakan Nona ikut denganku." Pria asing itu adalah Daniel yang diperintahkan Jason untuk mencegat Alena. "Pak Jason?" Alena refleks melihat ke dalam mobil yang Daniel kemudikan. Tidak ada siapa-siapa di kursi belakang sana. Bahkan sesosok hantu saja tidak ada. "Maksudmu Jason Pramana?" tanya Alena kepada Daniel. Dia ingat suami dadakannya itu juga dipanggil "Pak Jason" oleh sopirnya. Daniel terdiam sesaat, lalu menjawab, "Ya." Ternyata gadis ini tahu nama majikannya? Sepertinya mereka saling kenal, ya? Karena mereka saling mengenal, kenapa Jason ingin bertemu gadis ini secara diam-diam? "Di mana dia? Kasih saja alamatnya kepadaku, biar aku sendiri yang ke sana. Kalian nggak perlu mencegatku seperti lagi mencoba merampokku begini." Karena suaminya sendiri yang mau bertemu dengannya, Alena pun memberi tahu Daniel bahwa dia akan pergi sendiri. Oh ya, dia belum bertukar nomor telepon dengan suami dadakannya. Alena bahkan tidak memberikan nomor teleponnya, jadi bagaimana suami dadakannya itu tahu bahwa dia ada di sini? Bahkan sampai menyuruh beberapa mobil untuk mencegatnya begini. Alena pikir dia sengaja dicegat karena hendak dirampok di siang bolong. "Siapa namamu, Nona?" Daniel bertanya dengan sopan. "Alena." "Baik, Nona Alena, silakan ikuti kami." Alena pun mengatupkan bibirnya, lalu berkata, "Ya, oke. Kalian pimpin jalannya." Sikap Alena yang tetap tenang dan penurut itu membuat Daniel makin penasaran hubungan apa yang Alena miliki dengan Jason. Daniel sudah bekerja untuk Jason selama lima tahun. Daniel memang tidak bersama Jason setiap waktu, tetapi sebagai pengawal pribadi Jason, dia tahu banyak hal. Namun, dia malah tidak tahu apa-apa tentang hubungan Jason dengan Alena. Dia juga tidak ingat pernah melihat Jason bertemu Alena. Oh ya, pagi tadi Jason hanya meminta sopir untuk mengantarnya keluar dan melarang para pengawal mengikutinya. Si sopir juga tadi mengingatkan Daniel untuk bersikap sopan kepada Alena. Rasa penasaran yang hebat menggelitik hati Daniel, tetapi dia tidak berani bertanya lagi. Sikap Jason benar-benar tidak masuk akal. Begitu pula dengan sikap si sopir. Jelas-jelas sopir itu tahu sesuatu, tetapi tidak mengatakan sesuatu yang berguna. Sekitar 20 menit kemudian. Alena mengikuti Daniel menuju pintu kamar presidensial di lantai atas Hotel Makmur. Ada tiga orang pria jangkung dan terkesan dingin yang memakai pakaian hitam berdiri di depan pintu kamar. Begitu melihat Daniel dan Alena, salah seorang dari pria berpakaian hitam itu pun mengetuk pintu. Setelah jeda singkat, orang yang mengetuk pintu itu membuka pintu, lalu masuk dan berhenti sambil berkata dengan hormat, "Pak Jason, Daniel sudah kembali." Pendengaran Alena yang tajam bisa menangkap ucapan pria itu. Oh, ternyata nama orang yang mencegatnya adalah Daniel. Namanya pasaran sekali, ya. Pria berpakaian hitam yang mengetuk pintu itu pun segera melangkah mundur, lalu mengisyaratkan Daniel untuk mengajak Alena masuk. Alena mengikuti Daniel masuk. Dia hanya melirik sekilas kamar mewah itu, lalu pandangannya terfokus pada suami dadakannya yang duduk di sofa. "Pak Jason, Nona Alena sudah datang." Jason mengiakan singkat, lalu mengibaskan tangannya. Sebelum Alena memahami arti dari sikap Jason, Daniel sudah melangkah mundur. Barulah pada saat itu Alena menyadari bahwa Jason mengisyaratkan Daniel untuk keluar. Setelah Daniel menutup pintu, Alena berjalan mendekat. Dia duduk di seberang Jason, lalu menatap suami dadakannya itu sambil bertanya, "Kenapa kamu mencariku?" Jason tidak menjawab, dia juga tidak langsung menatap Alena. Jason malah mengangkat pergelangan tangan kirinya untuk melihat jam tangannya terlebih dulu. Dia tidak punya banyak waktu luang. Jason berpacu dengan waktu, jadi dia harus ke inti permasalahan. Setelah memeriksa waktu, Jason menatap istri barunya. Wanita itu sedang tersenyum. Alena melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum sebagai bentuk menyapa. Wajah tampan Jason sontak menjadi lebih kaku. Bibir tipisnya yang seksi terkatup rapat. Haruskah dia membalas sapaan Alena kepadanya ini? Jason tidak tahu bahwa Alena bukan menyapanya, melainkan seorang pria tua yang mendadak muncul. Lebih tepatnya, arwah pria tua itu. Alena juga terkejut. Dia tidak menyangka arwah pria tua itu bersembunyi di jam tangan yang dikenakan Jason di pergelangan tangan kirinya. Wajah pria tua itu tampak baik hati. Alena merasa pria tua itu sangat ramah. Pria tua itu tersenyum kepada Alena sambil melambaikan tangan sebagai bentuk sapaan. Alena balas menyapa demi sopan santun.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.