Bab 73
Winda tertawa, lalu berujar, "Kamu benar, anak dan cucuku sangat berbakti. Cucu angkatku juga sangat baik."
"Nenek memang beruntung," kata Alena.
"Alena, kamu bisa menganggapku seperti nenekmu sendiri. Ini akan membuatku merasa senang. Meski aku sudah punya banyak cucu, aku pasti akan senang kalau mendapat cucu lagi," ujar Winda.
Alena tertawa, lalu membalas, "Oke, oke, aku akan menganggapmu sebagai nenekku sendiri. Aku juga akan senang punya Nenek sepertimu sebagai tempat bernaung."
"Kenapa? Apa ada masalah yang mengganggu?" tanya Winda.
"Nggak ada. Aku orang yang sangat ceria, semua hal aku hadapi dengan tenang. Kalau langit runtuh, anggap saja itu sebagai selimut. Hidup di dunia ini, selain soal hidup dan mati, yang lain nggak terlalu penting. Bukankah begitu, Nek?"
Alena benar-benar menjalani hidup dengan santai, tanpa beban.
Hal ini mungkin karena dia sering berurusan dengan hantu.
Winda mengangguk setuju, lalu berujar, "Benar sekali. Oh ya, bagaimana hubunganmu dengan suamimu yan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda