Bab 19
Setelah menutup telepon, Alena duduk diam di dalam mobil selama beberapa menit. Dia akhirnya turun, lalu bersandar di mobil sambil memandang ke arah gedung Grup Pramana dengan ekspresi muram.
Alena pun menengadah menatap langit biru yang dihiasi awan putih itu sambil merutuki takdir di dalam hati. Dia merasa dipermainkan.
Dia terlahir dengan indra keenam yang sangat hebat, tetapi dia sama sekali tidak diberikan kemampuan untuk mengubah takdirnya.
Dia bahkan tidak bisa meramal atau mengusir hantu. Bukannya gurunya tidak mengajarinya, hanya saja Alena tidak tertarik.
Alena masih ingat saat gurunya hendak mengajarinya, Alena langsung merasa tidak senang saat mengetahui bahwa mempelajari ilmu ini berarti melenyapkan teman bermainnya. Itu sebabnya Alena memutuskan lebih baik dia tidak bisa meramal dan mengusir hantu saja.
Apalagi dengan kemampuan gurunya yang tidak seberapa itu, mau dipelajari berulang kali sekalipun, tetap saja ujung-ujungnya dia juga tidak bisa mengubah takdirnya.
Tepat p
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda