Bab 100
Saat ini, Nenek Widi hanya mengenakan pakaian dalam. Dia duduk meringkuk di sofa dengan wajah tuanya yang penuh kemarahan dan keputusasaan.
Alena yang sering membantu gurunya memotong kertas, segera membuatkan sepasang pakaian kertas dengan terampil.
Tak lama kemudian, dia sudah selesai membuat satu set pakaian. Kemudian, dia memanggil Feli untuk masuk. Setelah menanyakan nama lengkap Nenek Widi, Alena menuliskannya di pakaian kertas itu. Alena meminta gurunya mengambil beberapa lembar uang kertas untuk didoakan, lalu menyerahkannya bersama pakaian kertas tersebut kepada Feli.
"Kamu carilah kotak untuk membakar barang-barang ini. Panggil nenekmu untuk datang mengambilnya. Kamu adalah cucunya, jadi kalau kamu membakarkan ini untuknya, dia akan segera menerimanya," kata Alena.
"Kotak macam apa?" tanya Feli.
"Kotak besi saja. Kotak besi nggak akan terbakar, juga bisa membantu agar abu kertas ini nggak mengotori lantai," jelas Alena.
Feli akhirnya paham. Dia mengambil sebuah kotak besi dar
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda