Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 10

William marah sampai hidungnya terasa panas. "Kalau aku dengar kata-kata seperti ini dari mulutmu lagi, kamu pasti tahu akibatnya!" Melihat punggung William yang berbalik dan pergi, Adelle menangis tanpa henti di dalam kamar. Ini semua salah Everly! Kalau bukan karena dia, suaminya juga tidak akan marah padanya! Suaminya memperlakukannya dengan buruk karena Everly! Kalau sudah begini, jangan salahkan dia kalau bertindak tidak segan. Namun, seseorang yang tidak tahu apa-apa sedang menunggu suaminya di ruang makan lantai bawah. Dia menunggu dan terus menunggu, tetapi bukannya Edbert yang datang, Everly malah kedatangan tamu yang mengejutkan. Kedatangan Rumiko membuat Everly menatap Gerald dengan bingung. Siapa dia? Wajah Gerald tampak muram, tetapi karena hubungan antara keluarga Gupta dan keluarga Howard, dia tidak bisa pura-pura tidak melihat Rumiko. Akhirnya, Gerald berkata, "Kenapa kamu datang, Rumiko? Ayo cepat duduk." Begitu Rumiko masuk ke dalam rumah, yang pertama kali dilihatnya adalah Everly yang duduk di samping Gerald. Hanya ada satu wajah yang asing di rumah keluarga Howard, jadi Rumiko bisa segera menebak kalau wanita itu adalah istri Edbert. Dia tersenyum dengan paksa dan duduk di sofa. "Om, aku datang mencari Kak Adelle." "Oh, cari Adelle. Everly panggilan Adelle.." Gerald adalah orang yang selalu bertindak hati-hati. Meski Rumiko sudah datang ke rumah keluarga Howard puluhan kali dan punya hubungan yang baik, Gerald tidak pernah membiarkan Rumiko naik ke lantai dua dan hanya membiarkannya berada di lantai satu. Di hati Gerald, hanya anggota keluarga Howard yang boleh naik ke lantai atas. Kata-katanya selalu penuh dengan permainan kata, dia jelas ingin menunjukkan posisinya. Meminta Everly memanggil Adelle adalah isyarat untuk memberi tahu Rumiko kalau Everly adalah anggota keluarga Howard. Everly menyadari maksud Gerald. Dia berdiri dengan cerdik dan mengikuti pikiran Gerald. "Ayah, kalau gitu aku akan naik ke atas untuk memanggil Kak Adelle." Panggilan "ayah" ini juga membuat Gerald merasa nyaman. Kemudian dia tersenyum puas dan mengangguk, "Pergilah, Nak." Gerald tahu kalau Everly mengerti maksudnya. Saat Adelle dipanggil, matanya masih merah, tetapi Everly tidak mengungkitnya. "Kak Adelle, ada Nona Rumiko di bawah mencari Kakak." Saat mendengar Rumiko datang, mata Adelle tampak berbinar-binar, dan dia menatap Everly dengan kesal. Kemudian dia sengaja berpura-pura berkata, "Oh, Rumiko, dia pasti datang mencari Edbert. Dia itu ... ah, sudahlah, Edbert sudah menikah. Biarkan masa lalu yang menyakitkan itu berlalu." Kata-kata yang terpotong itu membuat Everly langsung mengerti. Ternyata, Rumiko adalah kekasih suaminya. Gerald sengaja memerintahkannya untuk naik ke atas dan memanggil Adelle hanya untuk memberi tahu Rumiko kalau dia adalah istri Edbert. Everly tersenyum lembut, kemudian teringat penghinaan Adelle padanya pagi ini di ruang makan. Everly ingin membalasnya. Dia tersenyum ceria dan berkata pada Adelle, "Siapa yang nggak punya pengalaman yang menyakitkan? Sayangnya, ini semua masalah jodoh." Pertandingan pertama dimenangkan oleh Everly. Adelle melewati Everly dan turun ke lantai bawah dengan wajah muram. Adelle sengaja bertanya kepada Rumiko, "Rumiko, kamu datang cari Edbert, ya? Dia nggak ada di rumah dari semalam." Adelle tahu kalau pertanyaan ini pasti akan membuat wajah ayah mertuanya menjadi muram. Namun, karena dia sangat ingin menang, dia tetap menanyakannya untuk membuat Everly merasa malu. Rumiko juga mengerti maksud Adelle, dia berdiri dan berkata, "Aku tahu Edbert nggak ada di rumah, kami menginap semalam di Vila Yaros." Begitu dia mengatakan ini, ruangan seketika menjadi hening. Bahkan kalau ada jarum yang jatuh pun akan terdengar. Dia bersama pengantin pria semalam, sementara pengantin wanita sendirian di kamar kosong dan menjadi bahan tertawaan. Semua orang di ruangan itu tahu kalau ini adalah tantangan Rumiko kepada Everly. Apa gunanya Everly menikah dengan Edbert, tetapi pada malam pertama Edbert malah menemaninya? Everly tetap tenang, tetapi wajah Gerald yang menjadi gelap, sementara Adelle tersenyum puas. "Kalau kalian bersama semalam, kenapa nggak pulang bersama hari ini?" Dia duduk di sofa sambil menggenggam tangan Rumiko dan bertanya dengan ramah. Gerald tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi semalam. Dari kata-kata Rumiko, tidak diragukan lagi kalau semua orang di sini menyadari dialah yang menghabiskan malam bersama dengan pengantin pria tadi malam.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.