Bab 100
Sebelum Everly sempat bereaksi, Edbert mengangkat dagunya dan menciumnya.
Mata Everly terbelalak. Ciuman ini mengejutkannya, membuatnya tidak sanggup melawan.
Tiba-tiba, dia merasakan tubuhnya diangkat. Edbert menggendongnya ke tempat tidur, lalu menindih tubuhnya dari atas.
Everly mencengkeram seprai dengan gugup. Sekujur tubuhnya terasa tegang.
Edbert kembali mencium Everly, menikmati aroma manis di mulutnya.
Entah sejak kapan, tali piama Everly sudah turun melewati bahu dan jatuh ke dadanya.
Edbert bangkit dan menatap gadis di bawahnya dengan mata penuh gairah.
Dia bertanya, "Sudah tahu kenapa?"
Everly menggelengkan kepalanya. Edbert kembali membungkuk dan mencium bibirnya.
Kali ini, kelembutannya meruntuhkan semua pertahanan Everly.
Dia perlahan memejamkan mata dan tangannya yang mencengkeram selimut perlahan rileks.
Edbert menanggalkan jas dan mulai melepas kancing kemejanya. Gaun piama Everly sudah turun ke pinggang, mengekspos tubuh bagian atasnya yang indah.
Di ujung kendali di
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda