Bab 45
"Bisa-bisanya dia membela wanita lain padahal keadaanmu di sini sedang kacau-balau!"
Yunia merasa sangat kesal "Kalau dia tadi berdiri di sampingmu, aku tidak percaya ayahmu berani menamparmu!"
Lily tak bisa berpaling dari layar ponselnya. Tatapannya terpaku pada wawancara itu.
Gerakan dan gestur pria itu tampak elegan. Wajahnya tampan dan tegas bagai mahakarya yang diukir sempurna.
Kulitnya tampak cerah, dan tulang rahangnya terlihat sangat tegas.
Namun, tidak ada yang tahu kalau hatinya sekeras batu!
Hati Lily pun akhirnya mati rasa.
Mati rasa saat melihat Sandy memberi dukungan di samping Shita.
"Yunia, bagaimana keadaannya?"
Tidak jauh dari situ terdengar suara lembut Felix.
Yunia memiringkan tubuhnya, mengedipkan mata dan mencibir kearah Felix, sambil menunjuk ke Lily di sampingnya.
Lily melamun, matanya sayu dan bulu matanya basah oleh air mata.
Ponselnya masih menayangkan wawancara itu, Felix mendekat dan bisa mendengarkan dengan jelas.
Setelah merenung beberapa saat, dia bertan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda