Bab 31
Lily merunduk untuk mengambil pecahan sendok porselen yang berserakan di lantai. Dia sempat melirik ke arah pintu masuk ruang makan, berharap menemukan sesuatu, atau seseorang.
Namun, ruang makan itu sunyi, tanpa ada tanda-tanda kehadiran pria yang tadi dia pikirkan.
Apa aku hanya berhalusinasi?’ gumamnya, mencoba meyakinkan diri.
Dia membuang pecahan sendok porselen ke tempat sampah dan berjalan keluar ruang makan sambil menenangkan diri.
Saat dia melangkah ke dapur, ruangan itu pun kosong, tidak ada tanda-tanda Sandy di sana. Dia menarik napas panjang dan kembali fokus bekerja.
Di sudut ruang tamu, sebuah kamera keamanan kecil memancarkan cahaya merah.
Gambar yang direkam kamera itu langsung diteruskan ke komputer Sandy, yang memperhatikannya dari jarak jauh.
Jarak di antara mereka membuat Sandy tidak sepenuhnya mendengar suara Lily.
Namun, dia menangkap senyuman di wajahnya. Sudah lama dia tidak melihat Lily tersenyum seperti itu di depannya.
Dalam hati, dia bertanya-tanya apa yang
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda