Bab 127
"Kalau kamu nggak menyebut namanya sehari saja, aku bisa melupakannya sehari lebih cepat."
Lily melepas kacamata hitamnya, turun dari mobil, dan menutup pintu dengan tenang.
Sekarang, dia sudah terbiasa dengan 'trik menyembunyikan perasaan'. Setiap kali bertemu Sandy, dia bisa mengendalikan emosinya dengan sangat baik.
Dia hanya membicarakan perlakuan Sandy kepada Yunia.
Lily berpikir, mungkin tidak lama lagi dia akan berhasil melewati masa yang begitu menyiksa ini.
"Nanti, kalau dia benar-benar berpisah dan patah hati, kita bakal terus mengungkit nama pria itu, biar tahu rasa."
Felix berdiri tidak jauh dari mereka, memegang dua porsi popcorn dan dua gelas teh susu.
Lily memiringkan badannya dan baru melihat Felix. "Kak Felix? Kenapa kamu juga datang kemari?"
"Selain orang tuaku, kalian berdua adalah orang yang paling dekat sama aku. Setiap Sabtu dan Minggu aku harus bagi waktu buat kalian berdua, tahu nggak itu susah banget?"
Felix tertawa kecil, lalu berkata, "Kamu yakin kalau kamu y

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda