Bab 114
Penjelasannya tidak meredakan amarah Sandy.
Namun, Sandy melepaskannya, lalu berbalik duduk di sofa dengan gaya penuh sindiran.
"Kalau memang segalanya begitu terang-terangan, kenapa harus naik mobil di jalan sebelah Y&Y dan malah berbohong dengan bilang lembur padaku?"
Lily menarik napas dalam-dalam, agak mengangguk. "Aku memang nggak sebaiknya berbohong, tapi kalau aku jujur, apa kamu akan kasih izin?"
Sandy menekan ujung lidahnya ke pipi, lalu tertawa arogan.
"Jangan merasa dirimu sepenting itu. Cuma makan malam, aku nggak peduli."
Wajahnya penuh penghinaan, seolah-olah dia sungguh tidak peduli Lily bertemu dan makan malam dengan pria lain.
Sekalipun dia benar-benar makan malam berdua saja dengan Felix, dia tetap tidak peduli.
Bagaimanapun juga, dia memang tidak mencintai Lily.
Kata-katanya telah menyakiti hati Lily. "Kalau begitu, lebih baik kita istirahat lebih awal saja."
Setelah bicara begitu, dia berbalik membawa kopernya dan hendak naik ke lantai atas.
"Berhenti." Nada din

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda