Bab 97
"Arman, dasar kamu penakut dan pengecut!"
Vani berteriak marah sambil menunjuk Arman, "Kamu nggak menghargai usaha Nona Marsha yang jauh-jauh datang mencarimu! Saat berada dalam bahaya, kamu malah meninggalkan kami dan bersembunyi sendiri!"
"Aku meninggalkan kalian?"
Arman tertegun.
"Apa? Masih nggak mau ngaku?"
Melihat Arman pura-pura bodoh, Vani semakin marah.
"Aku tadi pergi untuk menangani penembak jitu yang berada di puncak gunung."
Arman menjelaskan.
Dia tahu bahwa Vani sudah salah paham.
"Menangani penembak jitu?"
Vani terkejut. Melihat Arman yang masih berbicara omong kosong, dia semakin marah, "Pandai sekali kamu beralasan! Menangani penembak jitu di puncak gunung? Apa kamu tahu seberapa jauh jarak puncak gunung dari sini? Kamu pikir kamu manusia super? Bisa terbang?"
Vani sama sekali tidak percaya dengan penjelasan Arman.
Menurutnya, seorang prajurit elit yang terlatih dengan baik sekalipun membutuhkan setidaknya beberapa menit untuk mendaki ke puncak gunung yang memiliki ket
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda