"Ah!"
Jeritan pilu menggema di malam yang sunyi.
Timmy memegangi dahinya yang berlumuran darah dan terus merintih kesakitan.
Dia tidak menyangka Jinan akan menyerangnya dengan hak sepatu tingginya.
Hak sepatu yang tajam itu hampir saja membuat lubang di dahinya.
Jika bukan karena Jinan hanyalah seorang wanita dan kekuatannya kecil.
Pukulan Jinan barusan itu cukup membuat kepalanya retak.
Meskipun demikian, dahi kanan Timmy tetap saja terkena hantaman dan muncul lubang darah kecil.
Darah segar terus mengalir dari lukanya sampai membasahi mata kanannya.
Timmy meringis kesakitan dan menutupi lukanya dengan tangannya.
Melihat hal itu, wajah Jinan memucat.
Namun, dia juga tidak berhenti. Dia mengambil sepatu hak tingginya dan terus berlari ke kejauhan.
"Wanita murahan! Aku nggak akan memaafkanmu!"
Timmy mengeluarkan teriakan mengerikan dari mulutnya.
Tubuhnya gemetar karena amarah. Mata yang berlumuran darah itu penuh dengan urat darah merah yang mengerikan. Hal ini membuat Timmy tampak san