Bab 52
Kemarahan mereka pun berlalu.
Chris dan Thalia kembali bersikap tenang.
Mereka menyadari bahwa identitas Arman tidak sesederhana yang mereka pikirkan.
"Thalia, bukankah kamu bilang dia hanya seorang pecundang?"
Chris mengernyit dan bertanya dengan berbisik.
"Benar, Sayang. Dia memang seorang pecundang. Selama lima tahun menjadi suamiku, akulah yang menafkahinya!"
Thalia mengatakan dengan kesal sampai menggertak giginya.
Namun, dia tidak mengerti mengapa Horman bisa sangat menghormati Arman.
"Baiklah."
Chris mengambil napas dalam-dalam dan berkata, "Kita lihat situasi selanjutnya setelah Pak Martin datang."
"Ya."
Thalia mengangguk, tetapi hatinya semakin tidak bisa tenang pada saat ini.
Dia bisa menerima bahwa Arman adalah seorang pecundang.
Akan tetapi, dia tidak bisa menerima bahwa setelah Arman meninggalkannya, Arman menjadi begitu hebat, bahkan menjadi sosok yang tak terjangkau olehnya.
Jelas-jelas Arman adalah sampah yang dia buang sebelumnya.
Semua orang kembali ke ruang VIP sebel
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda