Bab 42
"Hah?"
Sofia sontak merasa kaget.
Sofia hanya memandangi wajah Horman yang terlihat memar dan bengkak habis dipukuli, dia masih merasa kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi.
"Sofia, kamu mau memaafkannya nggak?"
Arman bertanya sambil menatap Sofia.
Begitu mendengar pertanyaan Arman, jantung Martin sontak berdetak dengan kencang.
Dia tahu sekarang Sofia-lah yang berhak menentukan hidup dan matinya!
"Aku benar-benar minta maaf, Nona Sofia!" Martin segera berujar meminta maaf kepada Sofia, ekspresinya terlihat sangat menyesal. "Ini semua karena aku yang gagal mendidik bawahanku. Habis ini, aku janji akan mengajarinya baik-baik!"
Martin berujar dengan punggung yang basah kuyup oleh keringat. Dia bahkan sampai tidak berani menatap langsung ke arah Arman karena takut akan memicu amarah Arman dan malah membuat Arman memerintahkan bawahannya untuk melenyapkan dirinya selamanya dari Kota Setala.
Martin masih ingat betul betapa mengerikannya suasana medan perang 10 tahun yang lalu!
Seben
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda