Bab 282
"Apa maksudmu, Bocah?"
Harper pun berhenti berjalan dan berbalik badan menatap Arman.
Amarahnya yang sudah mereda kembali tersulut.
Ekspresi Lydia pun langsung berubah. Dia segera berbisik di telinga Arman, "Arman, sudahlah, biarkan saja dia pergi ... "
Lydia tahu Arman ingin membelanya.
Masalahnya, lawan Arman adalah Harper Basion, si tuan muda Keluarga Basion dan seorang psikopat.
Lydia tidak ingin Arman sampai terluka gara-gara dirinya ...
"Tenang saja, Lydia, dia 'kan cuma Harper Basion."
Arman balas terkekeh datar.
Sudut mata Lydia sontak berkedut.
Sementara itu, ekspresi Harper juga langsung menjadi lebih gelap. "Bocah, kayaknya kamu belum sadar juga, ya! Aku nggak memperpanjang masalah hari ini itu karena aku menghormati Bu Cassia! Kamu pikir kamu siapa, hah!"
"Kalau kita sekarang ada di Kota Auran, sudah habis kamu kucabik-cabik!"
Harper sengaja menunjukkan hasrat membunuhnya.
"Tapi, ini 'kan di Kota Setala."
Arman balas terkekeh kecil sambil mengusap-usap dagunya.
"Aku juga bi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda