Bab 250
"Apa? Kontak intim?"
Arman tertegun.
Bagaimana mungkin dia tidak ingat ada kontak intim antara dirinya dan Lydia?
"Pria Tampan, aku nggak nyangka kamu bisa lupa secepat itu, bikin Kakak sedih, nih."
Lydia menghela napas dalam-dalam.
"Dokter Lydia, aku nggak melakukan apa-apa ... "
Arman merasa dituduh.
"Nggak ada? Jelas-jelas tadi tanganmu menempel di dadaku."
Sambil berbicara, Lydia menunjuk ke arah dadanya.
Mata Arman berkedut, kemudian dia baru menyadari maksud perkataan Lydia.
"Sudah ingat?"
Lydia tersenyum manis, kemudian dia mengatakan sesuatu yang membuat Arman tersedak dan terus-menerus batuk. "Ngomong-ngomong, rasanya lumayan, 'kan? Apakah sebagus punya pacarmu?"
"Uhuk, hentikan!"
Arman segera mengangkat tangannya untuk menghentikannya.
"Jadi, kalian para pria ini, setelah puas langsung lupa siapa orangnya."
Lydia mengembungkan pipinya, tiba-tiba ekspresinya penuh dengan kesedihan.
"Eh ... "
Wajah Arman terasa kaku.
Apakah ini bisa dianggap pemerasan?
Melihat wajah kaku Arman,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda