Bab 242
"Apa?"
Lydia tiba-tiba terkejut.
Karena dia adalah seorang dokter, dia langsung memahaminya.
"Omong kosong! Itu semua nggak masuk akal!"
Saking marahnya, Dirga berteriak kepada Arman, "Cih, baru paham beberapa istilah kedokteran saja sudah pamer. Merasakan denyut nadi dan melihat penampilannya saja sudah bisa mendiagnosis kondisi pasien?"
"Kuberi tahu, ya. Kami bisa sampai pada kesimpulan ini berdasarkan diagnosis alat medis yang canggih!"
Kalau benar seperti yang dikatakan Arman, berarti ada kesalahan diagnosis pada kondisi Kakek.
Kalau begitu, ini adalah kecelakaan medis yang serius!
Karena yang memberikan hasil diagnosis kepada Kakek itu adalah dirinya sendiri!
Apalagi dia itu ahli di bidang ini!
"Arman, apakah semua yang kamu katakan itu benar?"
Saat itu, Lydia yang baru pulih dari keterkejutannya, langsung menatap Arman dengan perasaan gugup dan gelisah.
Kalau semua yang dikatakan Arman itu benar, berarti ada harapan untuk kesembuhan Kakek!
"Iya, aku jamin 100 persen."
Arman berka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda