Bab 157
"Balas memukulmu?"
Cassia pun sontak termangu.
"Iya, jadi kita impas."
Arman menjawab sambil mengusap-usap dagunya.
"Dasar bajingan!"
Namun, usulan Arman itu malah menyulut amarah Cassia.
Dia merasa Arman sedang meledeknya!
"Bu Cassia, kenapa aku disebut bajingan lagi? Aku 'kan lagi menawarkan solusi?"
Arman menyahut dengan frustrasi.
"Solusimu itu nggak masuk akal!"
Cassia pun mengangkat alisnya, nyaris saja dia mengeluarkan pistolnya lagi dengan marah.
"Kalau gitu, Bu Cassia ingat-ingat saja dulu soal ini. Nanti penyelesaiannya tunggu aku punya waktu luang. Gimana?"
Arman berpikir sejenak kembali, lalu mengusulkan solusi lain.
"Argh, ngeselin banget!"
Cassia menggertakkan giginya dengan marah.
Masa iya harus menunggu Arman punya waktu kosong dulu!
Tok, tok, tok.
Tepat pada saat itu, pintu ruang interogasi pun diketuk dari luar.
Cassia langsung membuka pintu dengan marah, lalu berkata sambil mengernyit, "'Kan sudah kubilang jangan menggangguku. Aku lagi menginterogasi tahanan."
"Ma ..
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda