Bab 154
Dor!
Bunyi tembakan pun terdengar di ruang interogasi.
Untung saja Arman berhasil menghindar dengan gesit.
Akan tetapi, bunyi tembakan yang kencang masih berdenging di telinganya.
Dia sontak menatap Cassia dengan tidak percaya.
Dia tidak menyangka Cassia akan menarik pelatuk!
"Cassia Zura! Kamu sudah gila, ya!"
Arman membentak dengan suara rendah, sorot tatapannya terlihat marah sekali.
Jika bukan karena reaksinya yang gesit, kepalanya pasti meledak kena peluru!
Cassia sontak tertegun.
Begitu melihat ekspresi marah Arman, barulah dia menyadari bahwa dia benar-benar menarik pelatuk!
Namun ... ini semua 'kan salah Arman!
Pemikiran ini membuat Cassia sama sekali tidak merasa bersalah, dia justru balik menantang Arman. "Iya, aku memang habis menembakmu! Memangnya kenapa? Sudah bagus kamu nggak mati kena tembak!"
"Apa katamu?"
Ekspresi Arman pun terlihat sangat serius.
Apa sih yang dipikirkan wanita sinting satu ini!
Jika Arman tahu akan menjadi seperti ini, dia tidak akan menyelamatkan Cas
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda