Bab 131
Wuuush!
Sebersit cahaya pun melesat mengenai punggung tangan pria itu.
"Argh!"
Pria itu sontak menarik tangannya kembali yang terasa sakit.
Dia refleks menunduk menatap punggung tangannya.
Sebatang jarum perak menancap di sana dengan telak.
Darahnya pun menetes dari ujung jarum.
Pada saat yang bersamaan.
Tap, tap, tap.
Terdengar suara langkah kaki di depan tangga.
"Siapa itu!"
Pria itu pun sontak menengadah dan berseru dengan keras.
Arman pun berjalan naik ke lantai dua dengan ekspresi yang terlihat dingin.
"Arman!"
Begitu melihat Arman, jantung Vani sontak berdetak dengan kencang.
Kenapa pria egois itu malah ke sini?
"Kamu ... akhirnya datang juga ... "
Cassia pun menoleh menatap Arman dengan pandangannya yang sudah mengabur.
"Hati-hati, dia bukan lawan sembarangan ... "
Suara Cassia terdengar begitu lemah dan tidak bertenaga.
Arman pun melirik Cassia.
Dari penampilan Cassia saat ini, wanita itu pasti diberi obat perangsang.
"Kamu pelakunya?"
Arman pun menoleh menatap pria itu.
Sorot
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda