Bab 98
Rasa asin dan amis itu adalah darah rusa!
Tidak heran Irena memberikan tatapan yang penuh makna saat pergi tadi.
Irena mencampur darah rusa ke dalam arak Barsa.
"Adelia." Rambut di dahi Justin sedikit berantakan, dan matanya tampak seperti seekor binatang buas yang mengincar mangsa, "Lain kali kalau kamu mau, kamu bisa bilang langsung."
Saat dia hendak melangkah lebih jauh, ponsel di atas meja bundar putih mulai bergetar dengan "drrrrt" yang keras.
Justin mengulurkan tangannya dan memutuskan sambungan telepon.
Tidak lama kemudian, pihak lain menelepon lagi.
Suara Adelia sangat lembut dengan permohonan, "Pak Justin, tolong angkat telepon." Dia terlihat seperti bunga yang lembut, dengan kedua tangannya menutupi roknya dan setengah bersandar di kursi.
Justin mengatupkan bibirnya yang tipis, meraih ponsel dengan tangan kuatnya, lalu berdiri dengan kendali diri yang luar biasa.
Dia melihat nomor itu, lalu terdiam sejenak.
Akhirnya masuk ke dalam ruangan dan mengangkatnya.
"Halo." Suaranya s
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda