Bab 26
"Maksudmu?"
Pria itu duduk santai di atas bantalan kulit yang lembut, dia tampak rileks, matanya berkilau bagaikan mata air di bawah sinar rembulan.
Adelia ragu sejenak sebelum berkata, "Pak Justin, aku rasa kamu sudah tahu bahwa lukisan itu palsu."
Tentu ini hanya intuisinya saja.
"Kenapa kamu berpikir begitu? Aku 'kan bukan ahli penilai barang antik."
Adelia mengerutkan keningnya dan mengatakan alasannya, "Awalnya kamu langsung menyerah begitu saja, lalu kamu sangat tak acuh dengan hinaan Revan. Kemudian yang paling penting adalah ... "
"Adalah apa?"
"Aku nggak percaya kalau Pak Justin bisa membeli lukisan senilai 70 miliar. Uang sebanyak itu lebih baik digunakan untuk melakukan sesuatu yang bermakna, seperti mendirikan yayasan atau membuat sumbangan."
Justin bukan tipe orang yang suka mengikuti tren atau mencari popularitas, sebaliknya dia tetap rendah hati dan memiliki prinsip. Inilah sikap seorang pria sejati.
Justin tiba-tiba mendekat dan menatap matanya.
"Dokter Ajaib memang san
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda