Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1

Pada saat tahun baru, aku menyiapkan meja penuh dengan makanan, dan menunggu Larissa pulang. Larissa bahkan tidak menoleh, hanya sibuk membereskan barang-barangnya. Dengan nada dingin, dia berkata, "Tahun ini, aku nggak menghabiskan acara tahun baru denganmu." Aku tidak berkata sepatah kata pun, hanya terus makan dengan tenang. Tepat pada tengah malam tahun baru, cinta pertama Larissa mengunggah sebuah postingan di Instagram. Dalam foto itu, Larissa bersandar mesra di pundak pria itu, sementara di luar jendela terlihat kembang api yang meriah dan megah. Caption postingan itu bertulis, "Dia bilang, selama aku mau, dia bisa meninggalkan segalanya untuk menemaniku." Aku tidak lagi bertanya dengan marah atau frustasi, hanya sekadar memberikan tanda suka. Telepon dari Larissa masuk, terdengar suara terburu-buru dan gugup, "Kamu jangan marah. Tahun depan aku pasti akan menemanimu … " Aku tertawa getir dan berkata, "Sayangnya, nggak akan ada tahun depan lagi untuk kita." Larissa pulang ke rumah setelah tahun baru telah berlalu. Dulu, aku biasa menjemputnya di gerbang kompleks, tetapi kali ini tidak. Pesan dari Larissa datang, "Kamu di mana?" Sambil makan siang, aku membalas, "Naik sendiri saja, aku lagi makan." Tidak lama kemudian, saat aku sedang mencuci piring di dapur, Larissa menyeret kopernya masuk. Dengan napas terengah-engah, dia memandang punggungku dan berkata, "Aku belum makan, buatkan mi untukku, ya." Biasanya, aku akan segera bergegas memasakkan mi untuknya, tetapi kali ini aku hanya menjawab dengan santai. "Aku sedang sibuk, kamu makan saja di bawah." Larissa menatapku dengan kesal, tetapi dia menahan emosinya dan berkata, "Aku tahu kamu masih marah tentang kejadian saat tahun baru, tapi sekarang bisakah kamu nggak mempermasalahkan itu? Aku benar-benar lapar." Setelah mencuci piring, aku mengelap tanganku. "Aku nggak marah." Namun, Larissa tidak percaya. "Freddy sendirian di kota ini. Nggak peduli siapa pun dia, aku merasa seharusnya aku menemaninya." Aku hanya menjawab dengan tenang, "Iya, aku tahu." Larissa menatap mataku, seakan ingin menelusuri isi hatiku, lalu dia tiba-tiba berkata dengan nada lelah. "Kalau kamu seperti ini, kamu membuatku lelah. Bisakah kamu berhenti marah?" Aku menatap dia balik. "Aku nggak ingin membuat keributan. Kamu nggak perlu memberikan penjelasan apa pun padaku." Larissa terdiam sejenak, lalu dia mengeluarkan sebuah model pesawat dari kopernya dan menyerahkannya padaku. Dia menatapku dari atas dan berkata dengan nada datar, "Hadiah Tahun baru." Model pesawat itu tidak memiliki kemasan apa pun, bahkan kemasan aslinya sudah kusut. Hal ini sangat kontras dengan kemasan indah yang Freddy pamerkan di Instagram. Aku tidak menunjukkan sedikit pun kegembiraan, dan hanya berkata dengan sopan, "Terima kasih." Setelah itu, aku tidak memberikan reaksi apa pun. Mata Larissa terlihat tidak senang. Dia pun bertanya dengan nada kesal, "Hanya itu?" Aku menjawab dengan datar, "Ya, hanya itu." Wajah Larissa memucat, dia mengulurkan tangan di depanku dan bertanya, "Lalu, mana punyaku?" Baru saat itu aku ingat, dan dengan nada menyesal, aku berkata, "Maaf, aku lupa. Aku akan mentransfer uang padamu. Kamu belilah sendiri." Sambil berbicara, aku mengambil ponselku dan mentransfer sejumlah uang untuknya. Mata Larissa membelalak, seolah tidak percaya aku bisa lupa. Bagaimanapun juga, bertukar hadiah tahun baru setiap tahun adalah janji kami, dan aku selalu menjaganya selama bertahun-tahun. Setiap tahun, aku selalu mencari berbagai macam hadiah untuk Larissa, meskipun kadang-kadang Larissa lupa memberiku sesuatu. Suasana mendadak jadi canggung, aku mengambil jaket di sofa, lalu membuka pintu dan bersiap keluar. Larissa memanggilku dengan nada terburu-buru, "Kamu mau ke mana?" Aku menjawab dengan santai, "Minum dengan teman-teman di luar." Setelah bicara, aku menutup pintu, tanpa memedulikan panggilan Larissa. Sejak bersama Larissa, aku sudah berhenti minum karena dia bilang tidak suka aku minum. Akibatnya, teman-temanku menganggapku membosankan dan tahu bahwa aku dikontrol ketat di rumah, sampai-sampai mereka tidak pernah mengundangku lagi untuk minum-minum. Sekarang, akhirnya aku bisa minum-minum dengan puas.
Bab Sebelumnya
1/17Bab selanjutnya

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.