Bab 16
Terdengar suara tetesan air di lantai. Itu adalah air mata Larissa yang tumpah dan mengalir deras.
Dulu, aku pasti akan merasa sakit hati dan segera menyeka air matanya, tetapi kali ini aku tidak melakukan apa pun, hanya melihatnya dengan tenang.
Ternyata, seseorang seperti Larissa juga bisa menangis karenaku?
Dengan suara terisak, dia menatap mataku, "Carlo, aku akan menemanimu ke luar negeri."
Aku tahu bahwa mengucapkan kalimat itu adalah keputusan besar baginya. Semua keluarga dan teman-temannya ada di Dorbai.
Kariernya berkembang dengan baik di sini. Kalau dia pergi bersamaku, dia akan meninggalkan semuanya.
Aku memalingkan wajahku. Kupikir, aku tidak akan merasa terpengaruh lagi, tetapi di saat seperti ini malah terjadi di situasi seperti ini.
Kenapa dadaku terasa begitu sakit?
Dengan susah payah, aku menolaknya, "Maaf, Larissa, aku nggak bisa membawamu."
Larissa memelukku. Air matanya membasahi kemejaku.
"Carlo, demi kamu, aku rela meninggalkan segalanya di Dorbai. Aku ingin bers
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda