Bab 75
Awalnya, manajer terus mencoba membujukku, baik dengan janji-janji besar maupun iming-iming keuntungan.
Namun, melihat aku tetap bersikap tegas, dia akhirnya menyerah dan dengan berat hati pergi untuk menolak tawaran dari Avery.
Aku pikir masalah ini sudah selesai sampai di situ.
Namun, saat aku sedang di studio rekaman mengerjakan tugas dubing lainnya, tiba-tiba seorang rekan kerja datang dan memintaku untuk segera ke kantor manajer.
Aku buru-buru menyelesaikan pekerjaan dubing yang sedang kutangani, lalu berjalan menuju kantor manajer.
"Tok, tok, tok!"
"Masuk."
Begitu aku mendorong pintu dan masuk, yang pertama kulihat adalah seorang wanita bertubuh pendek dan gemuk dengan wajah yang tampak cerdas. Dia duduk di sofa dengan dagu agak terangkat, memperlihatkan sikap yang sangat arogan.
"Kak Livia, ini adalah Emi dari perusahaan kami."
Manajer langsung bangkit dan berjalan ke arahku, lalu memperkenalkan kami. "Emi, ini Kak Livia, manajernya Avery."
Aku mengerutkan keningku. Aku tidak me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda