Bab 79
"Jadi Pak Leo menyuruh Pak Xander datang ke sini?" pikir Shania.
Xander mengalihkan pandangannya. "Apa kita bisa pergi sekarang?"
Di bawah tatapannya, Shania sempat mengumpulkan keberanian untuk berkata tidak, tetapi yang keluar justru, "Bisa."
Xander mendekat, membungkuk, lalu dengan ringan mengangkatnya ke dalam pelukannya sebelum akhirnya menurunkannya ke kursi roda dengan lembut.
Shania terpaku seperti patung, dan tubuhnya menegang.
Semua terjadi dalam hitungan detik, namun napasnya, hangat tubuhnya, dan aroma khasnya langsung mengelilingi Shania tanpa peringatan.
Detak jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.
Napasnya melambat.
Pikirannya terasa kacau seolah terkena sihir.
Xander bisa merasakan tubuh Shania menegang. Awalnya, dia ingin langsung berdiri tegak, tetapi setelah berpikir sejenak, dia bertanya dengan nada perhatian, "Apa aku menyakitimu?"
Suara jernihnya terdengar rendah, dalam, dan lembut.
Begitu menenangkan, namun sekaligus menggetarkan hati.
Shania yang masih dalam kea

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda