Bab 66
Shania tidak habis pikir.
Sudah cukup Jevan merusak segalanya, tetapi kenapa Nayla juga ikut-ikutan mengambil kesempatan?
Padahal tadi dia sudah memberi Nayla jalan keluar supaya tidak malu di depan Xander karena kejadian semalam.
Nayla benar-benar tidak tahu terima kasih.
Ekspresi Xander tetap datar. Matanya yang tajam dan memesona, yang tadi tampak hangat, kini berubah menjadi gelap dan dalam. Dia tidak peduli pada siapa pun selain Shania. "Kamu mau berhenti kerja?"
"Tentu saja nggak!"
Shania menjawab tanpa pikir panjang.
Bukan hanya karena dia sebentar lagi akan bercerai dengan Jevan, tetapi sekalipun mereka masih bersama, Jevan tidak punya hak untuk menentukan hidupnya.
Wajah Jevan langsung menegang.
Nayla juga menatap Shania dengan dingin dan kesal.
Sebaliknya, Xander justru tersenyum tipis. "Kalau nggak mau, bagus."
Dia melirik jam tangannya, lalu kembali menatap Shania. "Dokter bilang, luka di kakimu butuh setidaknya satu minggu untuk sembuh. Kamu bisa pulang ke Kota Awani dulu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda