Bab 61
"Bu Nayla, aku nggak tahu apa yang dia bilang padamu, tapi tolong beri aku lima menit untuk menjelaskan semuanya ... "
"Diam kamu!" Nayla membentak.
Nayla muak melihat tingkah wanita yang menurutnya pura-pura terlihat lemah dan membutuhkan perlindungan, untuk membangkitkan rasa ingin melindungi para pria.
Shania terkejut lagi mendengar bentakannya.
Kevin berpikir, "Orang bucin memang mudah dimanfaatkan."
Percakapan mereka bertiga juga terdengar jelas di ujung telepon oleh Simon.
Wajahnya mengeras, sorot matanya seperti elang yang menyipit tajam.
"Yang seharusnya diam itu kamu."
Xander akhirnya berbicara. Dia menatap Nayla dengan dingin dan hanya berkata, "Sudah nggak ada harapan."
Berkali-kali dia memberi kesempatan, berharap Nayla mau mendengarkan dan sadar. Tapi pada akhirnya, dia tetap saja bisa dibodohi oleh badut tak berguna.
Bibir Nayla bergetar.
Hatinya hancur berkeping-keping mendengar kata-kata itu, air matanya jatuh di pipi.
Melihat situasi itu, akhirnya Shania menyadari.
Ter

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda