Bab 29
"Hm!"
Qiara yang tadi menangis tersedu-sedu penuh penyesalan, mendadak terdiam kaku. Ekspresi sedih dan bersalah di wajahnya perlahan menghilang dan memperlihatkan sisi gelapnya yang tersembunyi.
Tatapan mata Jevan langsung berbinar.
Jevan menghampiri Shania dan bertanya, "Benarkah? Benarkah?"
Shania tidak memedulikannya.
Saat melihat ekspresi senang Jevan, Qiara menjerit, "Bohong! Hotel itu terkenal dengan privasi yang ketat dan aku memilih kamar yang terpencil, nggak mungkin ada orang yang bisa menemukanmu. Siapa yang menyelamatkanmu? Dewa?"
Shania menjawab, "Perumpamaan yang kamu pakai memang tepat, dia memang seperti dewa."
Aroma segar di telapak tangan Xander, suara lembut pria itu saat memberitahunya bahwa semuanya sudah aman. Bagi Shania, sosok Xander yang tinggi, tampan dan bersinar bagaikan dewa yang turun dari langit.
Qiara berkata, "Aku nggak percaya ada yang menyelamatkanmu. Kamu hanya ingin membohongi Kak Jevan bahwa kamu masih suci."
Shania berkata dengan tertawa sinis, "

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda