Fane terkekeh sambil sedikit mengangkat dagunya. “Apa yang menakutkan dari seseorang yang hanya tahu bagaimana memamerkan kekuatannya dan bertarung tanpa menyatukan pikirannya?”
Tetua Godfrey mengangguk mendengar komentar Fane tentang Griffin. Tidak diragukan lagi itu memang akurat. “Kalau begitu, kenapa kamu terlihat agak terganggu? Apakah ada sesuatu yang menyusahkanmu?”
Fane tidak menyembunyikan isi pikirannya dan mengangguk. “Pikiranku tertuju pada Tetua Ke-2 karena Griffin. Apa yang dikatakan Tetua Ke-2 di platform bundar telah meninggalkan kesan yang mendalam dan aku merasa akan sulit untuk menanganinya. Aku tidak mengatakan ini dengan harapan membuatmu kesulitan. Aku hanya berpikir bahwa agak tidak bijaksana bagimu untuk menyinggung kedua tetua itu pada saat yang bersamaan. Tetua Ke-1 tidak masalah, tetapi Tetua Ke-2 sulit untuk ditangani.”
Fane berbicara dengan sangat tulus sehingga Tetua Godfrey mengangguk. Dia tentu saja memasukkan perkataan Fane ke dalam hatinya. Dia lalu b