Bab 17
Saat James Drake mendengar apa yang dikatakan asistennya, dia tidak bisa menahan tawa getirnya.
"Status Dewa Perang berada jauh di atas kita dan mereka tidak mudah untuk dikalahkan," katanya.
“Belum lagi, ini adalah seorang dewa perang wanita. Kita bahkan tidak tahu apa yang dia suka dan tidak suka!”
James berhenti ketika poin itu diangkat. Dia lalu melanjutkan, "Aku khawatir semua keluarga yang punya pengaruh besar tidak menginginkan apa pun selain berbicara manis dengan Dewa Perang setelah dia kembali. Untungnya, sudah kita menggali banyak hal untuk bisa mendapatkan jadwal penerbangannya hari itu. Tampaknya banyak keluarga lainnya yang benar-benar tidak tahu apa-apa soal ini,”
Pria paruh baya di depannya menganggukkan kepala dan berkata, "Hadiah yang kita kirim untuk Dewa Perang Lana, apakah dia menerimanya?"
“Hehe... tidak buruk. Dia menerima keramahan yang kita atur untuknya. Namun ceritanya berbeda untuk masalah uang. Dia tidak tertarik dengan hal itu!”
James terkekeh dan berkata, “Lana sepertinya tidak suka jika orang-orang mencoba menyanjungnya. Belum lagi, kita tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk bisa membujuknya,”
Pria paruh baya itu terdiam sesaat. Tiba-tiba, matanya berbinar saat berbicara, "Tuan, jadi yang Anda maksud adalah, karena Fane memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Lana, yang perlu kita lakukan hanyalah mendekati Fane. Dengan begitu pada gilirannya nanti, hal itu bisa menjadi cara tidak langsung untuk menyanjung Dewa Perang. Jadi, jika di masa depan Dewa Perang hanya memberikan restu kepada keluarga Drake kita, bukankah itu akan membuat bisnis kita lebih stabil?”
James perlahan mengangguk dan menjawab, “Ya. Si berandalan kecil itu bisa duduk di pesawat yang sama dengan Lana ketika mereka kembali. Yang perlu kita lakukan hanyalah membantu Fane karena hal itu bisa berarti kita juga menyanjung Lana!”
“Hebat sekali, Tuan!”
Nama panggilan pria paruh baya itu adalah Si Wajah Hantu. Dia adalah salah satu dari tiga pengawal utama keluarga Drake.
Dengan senyuman yang terukir di wajahnya, Si Wajah Hantu lalu berkata, “Hmm. dewa perang yang ini kebetulan seorang wanita. Menurutku, dia sudah tidak muda lagi ... "
James mengerutkan keningnya setelah mendengar ucapan tersebut, “Wajah Hantu, kau tidak berpikir untuk menjadikan Lana sebagai pasanganmu, 'kan? Sebaiknya simpan pikiran itu untuk dirimu sendiri. Jika kau menyinggung perasaan Lana dan membuatnya marah, tidak hanya keluarga Drake kita yang tamat, tetapi seluruh daerah Provinsi Tengah akan berakhir menjadi sungai darah hanya dalam satu malam saja!”
Si Wajah Hantu mengeluarkan tawa pahit saat berkata, “Tuan, bagaimana mungkin aku berani berpikir seperti itu? Lagipula, aku, Si Wajah Hantu, bukanlah tipe orang yang suka mempermainkan perasaan seorang wanita hanya untuk keuntungan pribadiku, ‘kan? Seorang pria yang menggunakan wanita untuk mendongkrak reputasinya adalah orang yang pertama kali akan kupandang rendah!”
Setelah membuat pernyataan itu, Si Wajah Hantu menjelaskan, "Maksudku adalah, Fane bukan kekasih Lana saat ini, bukan? Namun tidak menutup kemungkinan mereka memiliki hubungan yang intim! Apalagi, mereka sudah saling kenal sejak lama di medan perang dan mereka sangat sering bertemu...”
“Hehe ... itu sangat tidak mungkin. Dilihat dari bagaimana cara mereka berdua berperilaku, mereka tampak sangat acuh tak acuh satu sama lain. Ekspresi wajah mereka cukup dingin. Bisakah hal seperti itu memicu romansa?” James terkekeh.
James melanjutkan, “Bagaimana pun juga, gali informasi tentang mereka. Tidak masalah jika Fane hanya staf Lana. Kita masih harus mendekatinya. Ini adalah peluang kita untuk memperkuat ikatan dengan Sang Dewa Perang!”
"Tidak masalah. Baru-baru ini di Provinsi Tengah, banyak veteran militer keluar di masa pensiunnya. Banyak terdapat prajurit berpangkat tinggi dan berprestasi di antara mereka. Kunjungi mereka dan mintalah seseorang untuk memeriksa si Fane itu,”
Wajah Hantu mengangguk dengan wajah berseri-seri, “Sekarang karena Tuan telah menyebutkan hal itu, aku mulai tertarik pada bocah bernama Fane ini! Aku harap dia tidak mengecewakanku!”
"Haha bagus! Aku akan menunggu kabar baik darimu!” James berbicara sambil terkekeh.
***
Di sebuah ruangan di dalam rumah keluarga Clark, Ken terlihat sangat geram.
Dia menatap marah Dan Jameson yang berdiri di depannya dan berteriak, “Apa maksudnya ini, Dan? Mengapa kau tidak memberi pelajaran pada si brengsek Fane itu? Bukan hanya itu, kau juga meminta pengawal membawaku pergi. Apakah kau tahu betapa memalukannya hal itu bagiku?”
Sambil berbicara, Ken menunjuk ke mulutnya sendiri dan berkata, “Lihat, gigiku telah hancur total. Dasar brengsek! Belum pernah aku mengalami penghinaan seperti ini!”
"Tuan Muda, bocah itu tidak sesederhana seperti yang kau bayangkan. Aku bukan tandingannya!”
Dan mengerutkan keningnya dan berbicara dengan nada yang sangat serius, “Fane sudah membunuh Naga Hitam. Aku diberitahu oleh para saksi yang ada pada saat itu terjadi. Mereka bahkan tidak menyadari saat Fane melakukan banyak hal pada saat itu! "
“Itu pasti tidak mungkin, ‘kan? Bukankah kita punya kamera pengintai? Mengapa kita tidak bisa mendapatkan rekaman yang jelas tentang bagaimana Fane beraksi?”
Setelah Ken mendengar apa yang Dan katakan, ekspresinya menjadi tidak percaya.
“Aku sudah memeriksa rekamannya dan bahkan memperlambat temponya. Semuanya sia-sia!”
Dan tertawa pahit dan menambahkan, “Tetap saja, kami tahu bahwa Naga Hitam ditusuk langsung di antara alisnya. Kami menemukan jarum perak yang sangat tipis di atas sebuah pilar dari kejauhan. Hebatnya, jarum perak itu benar-benar menembus pilarnya. Hanya ada satu hingga dua milimeter yang terlihat dari lubang di pilar tersebut!”
Ken Clark menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Kau bercanda, bukan? Kau bilang bahwa setelah kepala seseorang ditusuk, jarum yang sama juga menembus pilar batu dan yang tersisa hanyalah sedikit bagian yang bisa terlihat dari luar? Kecepatan yang luar biasa dan kekuatan yang benar-benar gila!”
“Jariku ini, yah, aku kalah taruhan dari Fane dan memotongnya! Bocah itu terlalu menakutkan! Tuan Muda, jangan pernah melawan si Fane itu. Apakah kau mengerti?”
Dan mengangkat tangannya dan berkata, "Beradu panco dengannya membuatku merasa hanyalah seekor semut jika dibandingkan dengan Fane jika menyangkut soal kekuatan yang kami miliki."
“Itu pasti tidak mungkin, bukan? Ada seseorang yang sekuat itu di dunia ini? Kau saja sudah sangat kuat. Seberapa kuatnya dia hingga bisa mengalahkanmu?”
Ken benar-benar terpana. Jika memang begitu, apakah mendapatkan Selena hanyalah mimpi baginya?
“Ya, ini juga pertama kalinya bagiku bertemu dengan seseorang yang sangat kuat!”
Dan meratap saat dia beranjak pergi dengan cepat.
Setelah Dan meninggalkannya, Ken Clark lalu duduk di lantai. Saat dia memikirkan Selena yang cantik, hatinya merasa sangat tidak puas.
“Sial. Aku menolak untuk mempercayainya. Ini adalah Provinsi Tengah dan keluarga Clark adalah keluarga bangsawan kelas dua. Apakah begitu sulit bagi kami untuk mendapatkan satu wanita?”
Ken mengepalkan tinjunya sementara secercah tekad berkilat di matanya. Dia berkata, "Selena Taylor, aku akan melakukan semua yang aku bisa untuk membuatmu berbaring di tempat tidurku dengan patuh!"
***
Fane, Selena, dan yang lainnya telah meninggalkan rumah keluarga Taylor.
“Fane, hal-hal yang kau ucapkan sebelumnya adalah tanggung jawabmu sendiri. Pokoknya aku tidak peduli. Jika kau tidak memberiku 10 juta dolar pada ulang tahun Kakek, tertutup sudah kesempatanmu untuk tetap menjadi menantu keluarga kami!”
Ketika mereka baru saja keluar dari pintu, Fiona tidak dapat menahan diri saat berkata dengan marah, “Kami sudah melihat Selena kami siap untuk diraih oleh siapapun seperti biasanya. Bahkan Tuan Muda Wilson sendiri mengatakan bahwa yang perlu Selena lakukan hanyalah mengangguk dan uang 50 juta dolar tidak akan menjadi masalah baginya,”
“Jangan khawatir, Bu. Apa pun yang sudah aku katakan, akan aku lakukan dengan mudah,”
Fane tertawa getir saat melihat kedua mertuanya. Dia kemudian menambahkan, "Itu benar, Ayah dan Ibu. Kalian berdua telah hidup susah selama lima tahun ini. Jadi sekarang, izinkan aku mengajak kalian keluar untuk berbelanja beberapa pasang pakaian baru. Hanya sedikit hadiah dariku sebagai seorang menantu!”
"Lupakan saja. Aku khawatir pakaian yang akan kau belikan akan membuatku malu di depan umum. Sebaiknya kau tidak membelikanku apa pun selain barang yang bagus. Aku hanya mau memakai pakaian bermerek!”
Fiona lalu memperhatikan kantong belanja berisi pakaian yang ditenteng Selena. Dia segera mengambilnya lalu berjalan ke arah danau yang terletak tidak jauh dari situ. Fiona kemudian langsung melemparkan bungkusan itu ke dalam danau.
“Kau tidak bisa menjual dirimu dengan cara seperti ini, ‘Nak. Kau adalah wanita terhormat dari keluarga Taylor. Kita harus menjaga harga diri kita meskipun miskin. Barang tiruan seperti itu tidak pantas untuk dipakai!”