Bab 81
"Davin, apa kamu pernah membunuh orang?"
Melalui cahaya lampu yang redup, aku bertanya dengan suara pelan.
Dia langsung tertegun sejenak dan menatapku dengan tatapan tajam. Dia tidak menjawab ataupun menyangkal.
"Tidurlah." Dia membuka selimut dan menyuruhku untuk masuk ke dalam selimut.
Aku ragu sejenak, tetapi akhirnya masuk ke dalam selimut.
Karena sedang turun hujan, di dalam rumah jadi agak dingin. Aku paling takut kedinginan ... Ketika cuaca dingin, seluruh tubuhku akan menggigil.
Aku tahu aku adalah orang yang sangat kekurangan rasa aman dan perhatian. Karena kurangnya rasa cinta inilah aku sudah mencintai Arya selama bertahun-tahun.
Mungkin aku mencintai Arya hanya untuk mengisi kekosongan dalam hatiku.
Sejujurnya, semua orang itu egois. Mana ada orang yang bisa begitu tulus dan hanya mencintai satu orang di hatinya, bahkan ingin hidup untuk orang itu?
Sama halnya seperti Arya, dari tindakannya dia terlihat begitu mencintai Yuna. Namun, pada kenyataannya, dia melakukan banyak h
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda