Bab 749
Orang-orang sindikat sudah menerobos masuk.
Anak buah Tami hanya bisa segera mundur.
Pintu kamar kami didobrak. Tami memerintahkan anak buahnya untuk membawa Davin pergi.
"Kalau aku pergi, kalian semua nggak akan bisa kabur," kata Davin dengan suara rendah.
Aku memandang Tami tatapan mengejek. "Apa kamu masih merasa dirimu hebat sekarang? Semua ini karena perbuatanmu sendiri."
Tami memelototiku dengan marah. "Shani, kamu nggak perlu sinis begitu! Oke, ini memang salahku. Ada pengkhianat di antara anak buahku. Lain kali, aku nggak akan lengah."
"Memangnya masih ada kesempatan lain? Kamu sudah kalah." Aku mendesah, mengejek ketidakmampuannya.
Apa gunanya dia merebut kelompok pemberontak dariku jika akhirnya tetap saja kalah?
Dia sudah kehilangan kesempatan, padahal kami belum tahu siapa dalang di balik sindikat.
Tami menatapku dengan gusar. Dia tentu saja merasa tidak terima.
Dia masih tidak percaya bahwa dia bisa kalah begitu saja.
"Ayo, kita harus pergi sekarang. Mumpung masih ada wakt
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda