Bab 744
Davin refleks melirikku.
Aku tahu dia sedang meminta persetujuanku.
Namun, aku tentu saja tidak akan setuju.
Aku pun membuka pintu dan menatap Tami dengan kesal. "Ceno itu adikmu. Untuk apa kamu mencari suamiku?"
Tami melirikku dan mendengus, lalu berseru ke dalam kamar tanpa memperhatikan aku. "Davin! Ceno dalam bahaya!"
Namun, Davin tidak menanggapi.
"Apa persahabatanmu dengan Ceno nggak lebih penting dari perempuan ini?" tanya Tami dengan marah. "Sindikat sudah menculiknya. Biarpun dia nggak akan dibunuh, sindikat pasti akan melakukan eksperimen padanya atau menyiksanya. Kamu tahu persis orang-orang seperti apa mereka."
"Kamu sendiri sudah cukup, 'kan? Memangnya kamu nggak bisa menolong adikmu sendiri?" tanyaku dengan nada dingin kepada Tami.
"Diam!" Tami memelototiku dengan gusar. "Semua ini gara-gara kamu! Kenapa kamu nggak mati saja? Kalau nggak ada kamu, aku, Ceno, dan Davin bisa hidup tenang bersama!"
Ternyata perempuan gila ini menganggapku sebagai pengganggu yang merusak hubu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda