Bab 738
Tami ingin mengubah seluruh dunia menjadi wahana permainan yang bergerak atas kehendaknya.
Bahkan dia ingin orang-orang kelas atas seperti para politisi dan konglomerat meringkuk di bawah kakinya.
Dia ingin menonton mereka dari takhta tertinggi, merangkak di bawah kakinya, dengan tamak saling membunuh demi 'keabadian'.
"Benar-benar nggak waras," caci Yoga seraya bersandar di dinding sebelum tersenyum tipis. "Tapi ... omonganmu ada benarnya juga."
Tami juga tersenyum, lalu memegang dagu Yoga sambil berkata, "Heh, ini baru adikku. Aku selalu tahu kalau kita adalah kakak beradik sejati. Isi pikiran kita ... selalu sejalan."
Di mata Tami, Ceno dan dirinya benar-benar sejenis.
Ambisi yang sama mengalir di darah yang sama.
"Ceno ... kita adalah makhluk istimewa. Kegeniusan kita diciptakan langsung oleh Tuhan. Kitalah makhluk yang paling mendekati kebesaran ilahi, sedangkan mereka? Mereka cuma sampah hasil eksperimen, makhluk rendahan. Seharusnya, orang seperti kita yang pantas memegang kenda
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda