Bab 720
"Betapa naifnya ..." Dalam kondisi tercekik pun Citra masih sempat tertawa. Aku jadi tidak yakin dia pura-pura atau gila sungguhan. "Kamu pikir yang memimpin sindikat cuma aku seorang?"
Benar, Citra tidak mungkin mencapai kekuasaan dan posisinya saat ini dengan tangannya sendiri. Pasti ada sosok yang lebih kuat di belakangnya.
"Siapa dia? Jawab! Kalau nggak, Clara dan kakakmu akan mati." Aku memperingatkan Citra dengan nada mengancam.
"Clara?" Citra tertawa mendengar nama itu. "Dia cuma anak biasa, nggak penting juga buatku. Sedangkan Farhan? Heh, sudah bertahun-tahun kami nggak bertemu. Kamu kira aku masih peduli?"
Aku mengernyit, mewaspadai gerak-gerik Citra dengan tatapan intens.
Tidak ada seorang pun di Rumah Sakit Jiwa ini yang mendekat untuk melerai kami. Sebaliknya, mereka hanya menonton dengan sorot mata tajam, tanpa rasa takut sedikit pun. Heh, Citra sudah mengantisipasi hal seperti ini sejak awal rupanya.
Jelas sekali kalau Rumah Sakit Jiwa ini juga milik sindikat.
Keadaan se
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda