Bab 708
Davin tampak sangat tenang dan penurut seolah sudah menerima nasibnya untuk dikurung di sini olehku. "Shani, aku nggak akan mencoba kabur, tapi paling nggak, aku harap kamu ... mau mendengarkan aku. Kita hadapi ini sama-sama, ya?"
Pria keras kepala ini memohon dengan sangat lembut.
"Sekarang sudah paham?" Aku menopang dagu, lalu mendaratkan sikuku di tepi tempat tidur. "Sekarang akhirnya kamu mau kerja sama? Sudah nggak mau lagi berkorban sendirian?"
Davin mengangguk pelan. "Aku tahu aku salah, Shani. Nggak seharusnya aku mengutak-atik ingatanmu, apalagi membiarkanmu jatuh ke tangan pria lain."
Aku duduk tegak, lalu menatap Davin dengan intens. "Ingat, ini bukan jalan yang harus kamu tempuh sendirian supaya aku bisa selamat. Kalau nggak ada kamu, aku juga akan mati entah karena bunuh diri atau kecelakaan. Kalau memang kita bisa bertahan hidup, ayo hidup bersama sampai tua. Kalaupun harus mati, aku ingin mati bersamamu."
Makanya, mari kita tempuh jalan terjal ini bersama.
Mengapa harus
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda