Bab 690
"Shani, Davin bilang ... kalau dia meninggal, dia mau kamu menguburkan ini bersama jasadnya," kata Liora sambil menunjuk ke kotak di tanganku, lalu berbalik dan pergi.
Sebelum melangkah keluar pintu, Liora tiba-tiba berhenti sejenak, lalu berkata lagi, "Aku iri sekali padamu. Cinta Davin untukmu benar-benar murni dan tulus, tanpa perlu alasan apa pun."
Sejak pertama kali bertemu Shani, bunga cinta di hati Davin seolah hanya mekar untuk satu wanita saja.
Fenomena ini sulit dijelaskan oleh ilmu sains.
Bahkan Davin yang genius itu pun tak bisa menemukan jawabannya.
Begitu Liora pergi, aku meletakkan kotak kayu kecil itu di samping, lalu membuka surat yang ditinggalkan Davin untukku.
Shani ...
Saat kamu membaca surat ini, mungkin semua ingatanmu sudah kembali sepenuhnya. Maaf, ya, lagi-lagi aku seenaknya mengambil keputusan sendiri. Tapi, Shani, aku selalu siap mati supaya kamu bisa lepas dari bayangan kelam yang menjerat kita. Aku harap kamu bisa menjalani hidup yang selalu kamu dambakan.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda