Bab 601
"Masih ingat aku, Vincent? Aku Elvano Darius." Pria yang menabrak dari belakang itu tampak tidak tertarik sedikit pun untuk berbicara dengan Yesa dan malah langsung menyapa Davin.
Kentara sekali, orang ini menganggap Yesa remeh.
Kedua tangan Yesa mengepal erat, tetapi dia hanya diam mematung di tempat dengan ekspresi suram.
Ini aneh. Yesa yang biasanya punya harga diri tinggi dan suka bicara seenaknya ini malah diam saja sambil membiarkan orang lain bertingkah sombong di hadapannya?
"Ah, menjijikkan. Udaranya juga jadi kotor. Jijik," gumam Yesa menggumam pelan sambil mengeluarkan tisu basah. Pria itu terus-menerus mengelap tangannya sebelum mengenakan sarung tangan.
Aku tertegun, lalu memperhatikan gerak-gerik Yesa ... Dia memang maniak kebersihan. Waktu pertama kali kami bertemu, Yesa memang selalu memasang tampang dingin dan selalu memakai sarung tangan ke mana pun dia pergi. Tidak pernah sekalipun dia melepas sarung tangannya.
Awalnya, aku mengira ada sesuatu di tangannya yang tidak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda