Bab 574
Aku menguap, mengubah posisi tubuhku, dan kembali berbaring di pangkuan Davin.
Davin dengan lembut menepuk punggungku. "Kamu mimpi buruk, ya?"
"Nggak. Aku malah mimpi indah," jawabku pelan.
Namun, mimpi indah bisa terasa lebih menyakitkan daripada mimpi buruk.
Aku tidak tahu apakah kami bisa merasakan kedamaian seperti dalam mimpi itu.
"Tidurlah sebentar lagi."
Namun, saat aku hendak kembali tidur, pintu tiba-tiba terbuka dan sekelompok orang berjalan masuk.
"Hari ini adalah saatnya eksekusi di depan umum. Selamat menikmati permainannya."
Di luar, kerusuhan masih berlanjut.
Kesenjangan orang kaya dan miskin sengaja diperuncing akhirnya memicu konflik.
Orang-orang yang kelaparan dan tidak mampu membeli makanan mulai bertengkar dan saling menyerang. Banyak yang terluka parah dan bahkan mati terinjak-injak.
Kami digiring ke luar ruang perawatan dan dibawa menuju panggung di tengah ruang pesta VIP.
Di sana, brankas sudah disiapkan.
Semua orang telah berkumpul di ruang pesta. Mereka menungg
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda