Bab 54
"Akan kubantu kamu keluar," ujar Davin lagi.
Sepertinya, satu-satunya solusi yang terlintas dalam benak Davin supaya aku bisa keluar adalah dengan menghamiliku secepatnya.
Sepertinya, Sanny sudah sejak lama merencanakan semua ini sampai-sampai Davin tahunya Sanny juga ingin sesegera mungkin menjadi seorang ibu.
"Itu ... nggak bisa diburu-buru!" sahutku sambil berusaha untuk tetap tenang dan mencoba mengulur-ulur waktu. Aku pun berujar lagi dengan lembut, "Anak adalah buah cinta dari kedua orangtuanya, anak yang lahir dari hubungan tanpa rasa cinta akan hidup dengan sengsara. Kita 'kan sekarang belum begitu saling mengenal ... "
Sorot tatapan Davin makin dalam, lalu tiba-tiba dia tersenyum dengan kesan misterius. "Kita saling kenal kok!"
Aku sontak tertegun, ini pertama kalinya aku melihat kesan "memesona" dari seorang pria.
Matanya terlihat begitu berbinar-binar seperti langit malam berbintang yang berkilauan.
Mungkin dia dinamakan Davin karena matanya ini.
"Tenang saja. Begitu aku ber
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda