Bab 546
Yesa menghela napas panjang dan menatap kosong ke depan.
Yoga tidak mengatakan sepatah kata pun, pikirannya berkecamuk.
Sementara itu, Mateo yang baru saja kehilangan keluarganya tampak masih terpukul. Dia menunduk di samping dan diam-diam menangis. Tidak ada yang menyangka bahwa liburannya bersama keluarga kali ini akan berakhir tragis.
Clara tampak pucat pasi dan sesekali terbatuk.
Melihat kondisi Clara makin memburuk, Mateo segera memeriksanya, lalu berkata, "Demamnya tinggi. Mungkin ada infeksi. Kita harus memberikan antibiotik secepatnya."
Mateo yang seorang dokter bisa melihat bahwa kondisi Clara mulai mengkhawatirkan.
Diliputi kecemasan, Ben berjalan mendekat dan mengusap-usap dahi Clara. "Kenapa nggak bilang kalau kamu nggak enak badan?"
Clara menggeleng dengan lemah. "Aku nggak mau membuat kalian khawatir ... "
Aku mengepalkan tangan dan melangkah maju. "Persediaan obat di ruang perawatan kapal pesiar ini seharusnya cukup lengkap. Obat apa yang dibutuhkan? Aku akan mengambilny
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda