Bab 507
Tatapan mencemooh sengaja kulayangkan ke arah Arya. Reaksinya sesuai dugaanku.
Namun, biarlah. Orang yang harus merasa cemas saat ini bukanlah aku, melainkan Yuna.
Yuna langsung bersembunyi di balik punggung Arya. Kedua matanya hampir tanpa berkedip, dia menatap wanita yang mirip Shani dengan gugup, mungkin karena merasa bersalah sekaligus takut.
Pandangan Dara perlahan tertuju pada Yuna, lalu sebelah sudut bibirnya terangkat dengan angkuh. Sikapnya seolah mencerminkan seseorang yang merasa superior sedang memandang rendah orang lain.
Dia bahkan ... tidak menganggap Yuna sebagai ancaman yang layak diwaspadai.
Melihat itu, ketakutan Yuna kian menjadi-jadi. Saking takutnya, dia bahkan tidak berani menatap mata Dara, lalu dengan gelisah dia menarik lengan Arya. "Arya ... di sini agak pengap. Mau temani aku cari angin sebentar di dek?"
Arya langsung menoleh, dia mengalihkan pandangannya ke arah Yuna dan mengangguk. "Ayo."
Yuna menghela napas lega, kemudian menatapku dan Dara. Entah kenapa,
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda